Pages

About peacefulness oF heart


Hati yang Damai
Setiap orang pasti menginginkan sebuah kedamaian hati. Karena rasa damailah yang akan menentramkan hidup. Walaupun ia seorang gadis yang begitu cantik, atau pemuda yang begitu tampan, namun jika hati mereka selalu gelisah maka hal apa yang dapat menetramkan hati mereka. Dan meskipun dia seorang yang bergelimpang harta, namun bila hati selalu kalut, maka dia akan tetap mencari ketenangan batin itu. Karena itulah puncak keinginan manusia. Bisa mendapatkan hati yang tentram dan tenang. Dan kedamaian hati terlahir dari qolbu yang berdzikir dan akhlak-akhlak hati yang mulia.
            Di dunia ini terdapat banyak sekali hal-hal yang tak kita sadari dan tak terfikirkan. Mungkin karena terlalu luas ilmu-Nya untuk diketahui atau mungkin diri kita sendiri yang kurang peka terhadap sekeliling. **Sebagai misal ada sebuah pertanyaan, mengapa air laut itu asin? Mengapa tidak dibuat tawar saja oleh Allah? Ternyata menurut ilmu pengetahuan, semua benda yang ada di daratan bumi akan rusak dan hancur jika bercampur dengan air asin. Setiap hari berjuta-juta ton kotoran tumpah ke laut. Kotoran dari daratan menuju sungai dan dari sungai diangkut ke laut. Bayangkan, seandainya air laut tawar, maka sampah di sana tentu akan membusuk. Dalam waktu singkat wabah akan menyerang manusia. Dan tentu manusia akan bergelimpangan karena terkena penyakit. Begitu Pemurahnya Dia, Yang Maha Pengasih. Dan tengoklah perahu yang terapung-apung di permukaan laut. Bagaimana Allah menahannya sehingga tidak tenggelam. Bagaimana Dia menjalankan perahu itu dengan angin hingga pedagang mampu berdagang ke pulau lain**. Sungguh tak akan mampu diselidiki dan ditulis tentang keajaiban-keajaiban Allah sekalipun samudra berubah menjadi tinta.
Namun terkadang kita masih merasa kurang dengan keadaan diri kita yang tidak lebih bagus dari orang lain. Namun sadarkah bahwa diri ini sudah sangat kaya raya. Allah memberi rezeki yang tiada habisnya. Rezeki itu bukan hanya dapat diukur dari harta, namun tengoklah apa yang selama ini bisa kita lakukan. Kita diberi nyawa dalam kehidupan, kita bisa melihat, mendengar, merasakan, berjalan, berfikir dan lain-lain. Itu semua rezeki yang tiada tara dari-Nya. Masih pantaskah diri ini mengeluh? Masih pantaskah diri ini untuk tak bersyukur? Seandainya salah satu saja nikmat di atas diambil oleh-Nya, kita tak bisa melihat. Apa yang akan kita rasakan. Dunia akan begitu gelap walaupun matahari bersinar terang di siang hari. Malam dan siang tak ada bedanya. Tak bisa melihat apapun benda yang ada di sekitar. Entah sanggupkah kita dengan keadaan itu. Namun Allah memberi semua nikmat itu  dengan cuma-cuma. Lalu apa yang bisa kita sombongkan? Sedikitpun tak ada hal yang dapat disombongkan dalam diri ini. Karena manusia selalu bergantung pada Dzat Yang Maha Kuasa. Mungkin karena terlalu besar nikmat Allah yang dilimpahkan, hingga hamba-Nya tak mampu untuk mensyukurinya. Jika kita menyadari hal-hal itu, maka kita akan menjadi golongan orang-orang yang berfikir,  seperti yang dikatakan Hasan al Bashri, “ Berpikir sesaat lebih utama dibandingkan dengan ibadah semalam suntuk”. Dan sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” QS. Ali Imron 190.
            Ada dua hal yang meliputi pengetahuan yakni hal yang tersurat dan yang tersirat. Singkatnya hal yang tersurat itu bisa dijangkau dengan panca indra, sedangkan yang tersirat akan bisa dipahami oleh mata hati. Memang, bila kita melihat seorang pelacur akan terlihat buruk di mata kepala kita. Namun coba kita selami dengan hati nurani. Bahwa tak selamanya pelacur sama jahatnya dengan pelacur. Tergantung dari apa yang menjadi sebab dan niatnya. Terkadang dunia ini begitu membingungkan. Ada seorang dengan jabatan mulia tapi berperilaku layaknya binatang. Dan sebaliknya, seseorang dengan jabatan yang sangat rendah namun berperilaku layaknya malaikat. Bagaimana menurut anda, seorang menteri yang hobi korupsi dan seorang pelacur yang hobi sedekah pada fakir misin? Maka dari itu janganlah melihat seseorang dari satu sisi saja karena setiap orang memiliki dua sisi. Kebaikan dan keburukan. Tak ada manusia yang seluruhnya buruk, begitu pula tak ada yang seluruhnya baik. Pasti ada celah kebaikan dalam tiap keburukan. Dan ada segi keburukan dalam tiap kebaikan. Maka kita harus berusaha untuk meraba dan melihat jauh hal yang tersirat di balik yang tersurat. Agar hati ini mampu mengantarkan kita pada kedamaian. Karena hatilah yang menjadi sumber tempat ilmu. Dan bershalawat kepada Rasulullah juga dapat menentramkan hati. Karena Allah swt berfirman, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu kepadanya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
            Maka tentramkanlah hati ini dengan hati yang mengingat-Nya, senantiasa bershalawat, dan memiliki akhlak yang baik. Karena Allah menurunkan rahmat mulianya itu hanya pada jiwa yang tentram dan bersih. Wallahu a’alam bisshowab.

** Imam Ghozali
Mimid Anggi Ap.

0 comments :

Post a Comment

Write your comments down